You are here: Home > > AMD Luncurkan Chip Athlon Triple-Core

AMD Luncurkan Chip Athlon Triple-Core



Salah satu perusahaan ternama di bidang processor, AMD kini meluncurkan 8 tipe processor Athlon II terbaru, 2 berupa quad-core, 4 triple-core, dan 2 dual-core processor desktop. Processor terbaru triple-core Athlon II dapat ditempatkan di slot antara chip dual-core dan quad-core. Chip triple-core Athlon II tersebut dibangun dengan proses pabrikasi 45nm dan support 64 bit. Kedelapan processor tersebut rencananya akan ditujukan untuk desktop, PC all-in-one dan desktop kecil.



Sementara itu, dua tipe processor dual-core AMD Athlon II X2 235e dan X2 240e akan berjalan dengan clock speed 2.7GHz dan 2.8GHz. Kedua chip tersebut memiliki power 45W dan sekaligus dapat ditandingkan dengan Intel Core 2 Duo E7000 series atau E8000 series. Sedangkan hardware 4 triple-core yakni Athlon II X3 400e (2.2GHz), X3 405e (2.3GHz), X3 425e (2.7GHz) dan microprocessor X3 435e (2.9GHz) dapat ditempatkan di antara processor dual-core X2 dan quad-core X4 Athlon. Dua chip Athlon II X3 400e dan X3 405e memiliki desain power 4W, sedangkan dua lainnya yakni X3 425e dan X3 435e dengan power 95W.

Bagian menarik di sini adalah dua chip triple-core CPU (400e dan 405e) memiliki cost yang lebih rendah ketimbang processor triple-core lainnya (425e dan 435e). Kedelapan processor Athlon II tersebut akan dipaket dengan Socket AM3 dan kompatibel dengan motherboard Socket AM2+.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
You are here: Home > > Processor 100 Core Pertama

Processor 100 Core Pertama



Manufacturer processor Tilera telah mengumumkan processor 100 core pertama di dunia, dengan desain yang diharapkan dapat menambah performance computing lebih tinggi. Tilera mengatakan bahwa hardware processor TILE-Gx100 terbaru miliknya tersebut 4 kali lebih cepat dibandingkan processor apapun di pasaran dan memiliki performance 10 kali per wattnya. Processor TILE-Gx100 ini benar-benar mendapatkan penghargaan teknologi terbaru, menurut CEO Tilera, Omid Tahernia.

Konsumen dapat mengganti semua board yang menggunakan lusinan atau lebih chip dengan hanya satu processor milik Tilera, TILE-Gx100. Menurut Tahernia, ketika semua chip diganti, maka akan membuat arsitektur motherboard lebih sederhana, mengurangi biaya, mengurangi konsumsi energy, dan menghemat area board PC.



Sementara Intel dan AMD telah membangun sejumlah kecil core yang powerful, desain processor Tilera TILE-Gx100 ini berbasis pada jaringan lebih besar dan power bertenagan rendah untuk membuat setiap chip dapat berbagi resource dengan yang lainnya dan mengurangi power yang dibutuhkan. Dalam sejarah microprocessor, terdapat hal signifikan dalam hal computing, seperti clock speed single core telah tergantikan dengan multicore, menurut Sergis Mushell, anails Gartner.

TILE-Gx100 40nm tersebut akan hadir di pertengahan tahun 2011, dan ditujukan untuk aplikasi menambah performance aplikasi web dan system pencarian.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
You are here: Home > > Canon EOS-1Ds Mark III, Camera Tangguh 21.1 Megapixel

Canon EOS-1Ds Mark III, Camera Tangguh 21.1 Megapixel



Camera Canon EOS-1Ds Mark III, sebuah camera yang mampu memberikan kualitas gambar yang mencengangkan dengan sensor camera 21.1 megapixel full-frame. Fasilitas Dual "DIGIC III" Image Processors dari camera ini dapat mempercepat penanganan data dan pengoperasian camera, juga untuk memyempurnakan pencitraan. Tampak tangguh, bentuk yang tinggi, desain nan unik yang dikombinasikan dengan EOS Integrated Cleaning System, mampu memberikan standard baru untuk professional. Fitur monitor LCD 3 inch dengan fungsi Live View, dan 45 system AF membuat camera Canon EOS-1Ds Mark III ini tampak powerful dan kuat. Selain itu, camera Canon EOS-1Ds Mark III merupakan bagian dari sistem EOS tak tertandingi, dengan lebih dari 50 lensa EF, 15 layar interchangeable, dan remote control handal, membuatnya menjadi system fotografi digital powerful di dunia.



Area sensor perekaman Canon EOS-1Ds Mark III, adalah 36 x 24mm, setara dengan ukuran frame film 35mm. walaupun memiliki resolusi piksel yang tinggi, namun teknologi sensor CMOS dapat mengurangi noise dan memperlebar rentang ISO dari 50 menjadi 3200. Bila kebanyakan camera digital menggunakan converter 12-bit A / D (analog-ke-digital), maka Canon EOS-1Ds Mark III ini menggunakan converter superior 14-bit per channel untuk memproses output dari sensor pencitraan. Dalam masing-masing saluran warna, ini berarti ada 16.384 langkah kecerahan yang berbeda dari yang paling gelap ke terang nada (lebih banyak daripada 4.096 sebelumnya). Hal ini memastikan transisi nada halus dan gradasi lebih alami.

Fitur lainnya di hardware camera Canon EOS-1Ds Mark III, Picture Style, pengguna dapat menciptakan karakteristik film favorit mereka, mulai dari pengaturan warna, saturation, ketajaman, dan variasi setting kontras. Picture Style dapat diaplikasikan di file JPEG, atau RAW image dimana setting Picture Style dapat dimodifikasi atau diubah dari computer, tanpa mempengaruhi file originalnya. Sementara untuk fungsi Live View digunakan untuk shooting tripod, macro work, shooting dengan lensa Canon Tilt-Shift, dan situasi lainnya yang dapat ditampilkan di monitor TV. Fitur menarik, termasuk juga system daya tahan yang luar biasa yang diuji di 300,000 siklus, anti debu dan kedap air dengan menggunakan EOS Integrated Cleaning System.

Fasilitas lain dalam camera Canon EOS-1Ds Mark III termasuk socket PC di unit flash, sebuah sensor eksternal untuk mengukur auto fash non-TTL. Dengan camera EOS-1Ds Mark III ini user dapat mengatur flash langsung dari menu camera. Canon EOS-1Ds Mark III juga memiliki Wireless File Transmitter (WFT-E2A) yang lebih compact dan memberikan banyak fungsi, karena tool tersebut terintegrasi secara elegan di body camera, kokoh, dan tahan cuaca buruk. Camera Canon EOS-1Ds Mark III ini bahkan dapat diaktifkan jauh dari computer. Untuk koneksi antara camera dan computer dapat dilakukan via kabel USB atau WFT-E2A, via LAN atau koneksi Ethernet.

Spesifikasi teknis camera digital Canon EOS-1Ds Mark III :

* Sensor CMOS full frame 21.1 megapixel
* Display LCD 3 inch dengan Live View dan 7 setting brightness
* Shutter 5fps pada kecepatan 1/500 detik
* Fitur : sRAW mode; 35-zone metering system; 45-point AF; integrated Self-Cleaning Sensor
* Power : LP-E4 lithium-ion
* Penyimpanan : memory cards CF, SD, atau SDHC card
* Dimensi focus auto dan manual (W x H x D) - 6,1 x 6,3 x 3,1 in./156 x 159,6 x 79.9mm
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
You are here: Home > >








Benua Atlantis Ada di Indonesia?





Para peneliti AS menyatakan bahwa Atlantis
is Indonesia. Hingga kini cerita tentang benua yang
hilang 'Atlantis' masih terselimuti kabut misteri.
Sebagian orang menganggap Atlantis cuma dongeng
belaka, meski tak kurang 5.000 buku soal Atlantis
telah ditulis oleh para pakar.

Bagi para arkeolog atau oceanografer moderen, Atlantis
tetap merupakan obyek menarik terutama soal teka-teki
dimana sebetulnya lokasi sang benua. Banyak ilmuwan
menyebut benua Atlantis terletak di Samudera Atlantik.

Sebagian arkeolog Amerika Serikat (AS) bahkan meyakini
benua Atlantis dulunya adalah sebuah pulau besar
bernama Sunda Land, suatu wilayah yang kini ditempati
Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Sekitar 11.600 tahun
silam, benua itu tenggelam diterjang banjir besar
seiring berakhirnya zaman es.

''Para peneliti AS ini menyatakan bahwa Atlantis is
Indonesia,'' kata Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), Prof Umar Anggara Jenny, Jumat
(17/6), di sela-sela rencana gelaran 'International
Symposium on The Dispersal of Austronesian and the
Ethnogeneses of the People in Indonesia Archipelago,
28-30 Juni 2005.

Kata Umar, dalam dua dekade terakhir memang diperoleh
banyak temuan penting soal penyebaran dan asal usul
manusia. Salah satu temuan penting ini adalah hipotesa
adanya sebuah pulau besar sekali di Laut Cina Selatan
yang tenggelam setelah zaman es.

Hipotesa itu, kata Umar, berdasarkan pada kajian
ilmiah seiring makin mutakhirnya pengetahuan tentang
arkeologimolekuler. Tema ini, lanjutnya, bahkan akan
menjadi salah satu hal yang diangkat dalam simposium
internasional di Solo, 28-30 Juni.

Menurut Umar, salah satu pulau penting yang tersisa
dari benua Atlantis -- jika memang benar -- adalah
Pulau Natuna, Riau. Berdasarkan kajian biomolekuler,
penduduk asli Natuna diketahui memiliki gen yang mirip
dengan bangsa Austronesia tertua.

Bangsa Austronesia diyakini memiliki tingkat
kebudayaan tinggi, seperti bayangan tentang bangsa
Atlantis yang disebut-sebut dalam mitos Plato. Ketika
zaman es berakhir, yang ditandai tenggelamnya 'benua
Atlantis', bangsa Austronesia menyebar ke berbagai
penjuru.

http://whoyoucallingaskeptic.files.wordpress.com/2009/02/atlantis2.jpg

Mereka lalu menciptakan keragaman budaya dan bahasa
pada masyarakat lokal yang disinggahinya dalam tempo
cepat yakni pada 3.500 sampai 5.000 tahun lampau. Kini
rumpun Austronesia menempati separuh muka bumi.

Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), Harry
Truman Simanjuntak, mengakui memang ada pendapat dari
sebagian pakar yang menyatakan bahwa benua Atlantis
terletak di Indonesia. Namun hal itu masih debatable.

Yang jelas, terang Harry, memang benar ada sebuah
daratan besar yang dahulu kala bernama Sunda Land.
Luas daratan itu kira-kira dua kali negara India.
''Benar, daratan itu hilang. Dan kini tinggal Sumatra,
Jawa atau Kalimantan,'' terang Harry. Menurut dia,
sah-sah saja para ilmuwan mengatakan bahwa wilayah
yang tenggelam itu adalah benua Atlantis yang hilang,
meski itu masih menjadi perdebatan.

Dominasi Austronesia Menurut Umar Anggara Jenny,
Austronesia sebagai rumpun bahasa merupakan sebuah
fenomena besar dalam sejarah manusia. Rumpun ini
memiliki sebaran yang paling luas, mencakup lebih dari
1.200 bahasa yang tersebar dari Madagaskar di barat
hingga Pulau Paskah di Timur. Bahasa tersebut kini
dituturkan oleh lebih dari 300 juta orang.

''Pertanyaannya dari mana asal-usul mereka? Mengapa
sebarannya begitu meluas dan cepat yakni dalam
3500-5000 tahun yang lalu. Bagaimana cara adaptasinya
sehingga memiliki keragaman budaya yang tinggi,''
tutur Umar.

Salah satu teori, menurut Harry Truman, mengatakan
penutur bahasa Austronesia berasal dari Sunda Land
yang tenggelam di akhir zaman es. Populasi yang sudah
maju, proto-Austronesia, menyebar hingga ke Asia
daratan hingga ke Mesopotamia, mempengaruhi penduduk
lokal dan mengembangkan peradaban. ''Tapi ini masih
diperdebatan.

Oleh Cyberhacker

MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?....

Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian
permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.

Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah
melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato's Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya,ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Konteks Indonesia

Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.

Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia
(dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Samosir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.

Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam,ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia
bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.

Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan
Stephen Hawking.

Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh
gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.

Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu.Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, "Amicus Plato, sed magis amica veritas." Artinya,"Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran."

Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.

Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, pengin0

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
You are here: Home > > Penemuan Kapal Nabi Nuh a.s

Penemuan Kapal Nabi Nuh a.s


Penemuan Kapal Nabi Nuh AS
Di sebuah gunung yg sentiasa diselimuti salju yg terletak di Timur Turki, tersembunyi sebuah misteri “berharga” yang berusia lebih dari 5000 tahun.
Peninggalan sejarah yg maha berharga itu bukan saja menarik minat para pengkaji Sejarah saja, namun pihak penyelidik US seperti CIA/KGB pun mencoba untuk melakukan penelitian disana. Sejauh ini CIA telah menggunakan satelite dan pesawat ‘Stealth’ utk mengambil gambar objek yg terdampar di puncak gunung tersebut. Gambar2 itu telah menjadi “rahasia besar” dan tersimpan rapi dengan kawalan yg ketat bersama dengan “rahasia2″ penting yg lain di Pentagon. Sudah beratus2 orang mencoba untuk mendaki Gunung Aghi-Dahl yg kerap dijuluki juga sebagai “Gunung Kesengsaraan” atau dengan nama peta-nya yaitu Mount Ararat, namun hanya beberapa2 orang saja yang berhasil menaklukannya.Sebagian lagi selebihnya hanyalah menambah deretan panjang pendaki-pendaki yang menjadi korban keganasannya. Hingga hari ini, hanya ada beberapa orang pendaki yg dapat sampai ke puncak Mt.Ararat sekaligus dapat menyaksikan dgn mata kepala sendiri sebuah artifak yg ‘mahaberharga’ tersimpan abadi dipuncaknya.
Lalu apakah sebenarnya artifak “mahaberharga” yang terkubur selama ribuan tahun di puncak Ararat itu?
Yup,menurut para ahli kepurbakalaan, mereka menafsirkan bahwa artifak dengan dimensi yang sangat besar tersebut tak lain adalah The Great Noah Ark (Perahu/Bahtera Nabi Nuh)!
Seperti yang kita ketahui bahwa The Great Pyramid of Giza, Mesir telah terkubur didalam tanah selama kurang lebih 2000 tahun lamanya sebelum ditemukan dan dilakukan penggalian terhadapnya. Begitu pula halnya dengan The Great Noah Ark ,sebelum terjadinya sebuah gempa bumi hebat yang melanda daerah itu pada 2 Mei 1988 silam ,artifak tersebut tertimbun di bawah salju hampir selama 5000 tahun lamanya tanpa ada yang mengetahui bahwa sebenarnya tersimpan sebuah rahasia besar didalamnya.
Sebenarnya, zaman Nabi Noah AS dulu tidaklah seprimitif yg kita semua bayangkan. Pada hakikatnya pengetahuan Sains dan teknologi mereka sudah maju pada masa itu.
Contohnya dari beberapa hasil temuan di kaki Mount Ararat, Para Pengkaji dan Scientist Russia telah menemui lebih kurang 500 kesan artifak batu baterai elektrik purba yg digunakan utk menyadurkan logam.Tentunya temuan tersebut bisa membuktikan bahwa masyarakat zaman Nabi Noah/Nuh telah mengenal listrik.
Mengikut perkiraan para ahli ,Nabi Noah AS kira-kira memulai membangun bahteranya pada tahun 2465 B.C dan hujan lebat baru turun dan mengguyur bumi selama bertahun- tahun sehingga mengakibatkan munculnya air bah maha dasyat yang rata-rata dapat mengahiri sebagian populasi manusia dimuka bumi diperkirakan terjadi pada 2345 B.C
Rupa bentuk dari The Great Noah Ark itu sendiri sebenarnya tidak sama dengan bentuk kapal laut masa kini pada umumnya. Menurut para peneliti dan pendaki yg pernah melihat langsung “Noah Ark” di puncak Mt.Ararat serta beberapa image yang diambil dari pemotretan udara,The Great Noah Ark memang merupakan sebuah bahtera yang berdimensi sangat besar dan kokoh.
Kontruksi utamanya tersusun oleh susunan kayu dari species pohon purba yg memang sudah tidak bisa ditemui lagi didunia ini alias sudah punah.Pengukuran obyek yang ditandai mempunyai altitude 7.546 kaki dengan panjang dari bahtera kurang lebih 500 kaki,83 kaki lebar,dan 50 kaki tinggi. Ada juga Para Pengkaji berpendapat,”Noah Ark” berukuran lebih luas dari sebuah lapangan sepak bola.
Luas pada bagian dalamnnya cukup utk menampung ratusan ribu manusia.Jarak dari satu tingkat ke satu tingkat lainnya ialah 12 hingga ke 13 kaki. Sebanyak kurang lebih ribuan sampai pulahan ribu balak kayu digunakan untuk membangunnya.
Totalnya,terdapat kurang lebih ratusan ribu manusia dan hewan dari berbagai species yang ikut menaiki bahtera ini,Mengikuti kajian dari Dr.Whitcomb, kira2 terdiri 3.700 binatang mamalia, 8.600 jenis itik/burung,6300 jenis reptilia,2500 jenis amfibia yg menaiki The Great Noah Ark tersebut,sisanya adalah para kaum Nabi Nuh yang percaya akan ajaran yang dibawanya.Total berat kargo/muatan bahtera itu keseluruhan mungkin mencapai kurang lebih 24,300 ton.
Di sekitar obyek tersebut, juga ditemukan sebuah batu besar dengan lubang pahatan. para peneliti percaya bahwa batu tersebut adalah “drogue-stones”, di mana pada zaman dahulu biasanya dipakai pada bagian belakang perahu besar untuk menstabilkan perahu. Radar dan peralatan mereka menemukan sesuatu yang tidak lazim pada level “iron oxide” atau seperti molekul baja. Struktur baja tersebut setelah dilakukan penelitian bahwa jenis “vessel” ini telah berumur lebih dari 100.000 tahun, dan terbukti bahwa struktur dibuat oleh tangan manusia. Mereka percaya bahwa itu adalah jejak pendaratan perahu Nuh.
Beberapa sarjana berpendapat bahwa kemungkinan besar ‘Noah Ark’ ini dibangun disebuah tempat bernama Shuruppak, yaitu sebuah kawasan yg terletak di selatan Iraq.
Jika ia dibangun di selatan Iraq dan akhirnya terdampar di Utara Turkey,kemungkinan besar bahtera tersebut telah terbawa arus air sejauh kurang lebih 520 Km. Mount Ararat Mt.Ararat itu sendiri bukanlah sembarang gunung,ia adalah sebuah gunung yg unik. Diantara salah satu keunikan yg terdapat pada gunung ini ialah, pada setiap hari akan muncul pelangi pada sebelah utara puncak gunung itu.
Mt.Ararat ini ialah salah satu gunung yg mempunyai puncak yg terluas di muka bumi ini. Statusnya juga merupakan puncak tertinggi di Turki yaitu setinggi 16,984 kaki dari permukaan air laut.Sedangkan puncak kecilnya setinggi 12,806 kaki .Jika kita berhasil menaklukkan puncak besarnya ,kita dapat melihat 3 wilayah negara dari atasnya, yaitu “Russia,Iran, dan Turkey”.
Sebuah “batu nisan” yg didakwa kepunyaan nabi Nuh AS telah dijumpai di Mt.Lebanon di Syria. Batu nisan itu berukuran 120 kaki panjang.
Pada tahun 1917,Maharaja Russia Tsar Nicholas II mengirim sejumlah 150 org pakar dari berbagai bidang yg terdiri dari saintis,arkeolog dan tentara untuk melakukan penyelidikan terhadap The Great Noah Ark tersebut.
Setelah sebulan, tim ekspedisi itu baru sampai ke puncak Ararat. Segala kesukaran telah berhasil mereka lewati, dan akhirnya menemukan perahu Nuh tersebut. Dalam keadaan terkagum, mereka mengambil gambar sebanyak mungkin
Dalam keadaan terkagum, mereka mengambil gambar sebanyak mungkin. Mereka mencoba mengukur panjang perahu Noah dan didapati berukuran panjang 500 kaki, lebar 83 kaki dan tinggi 50 kaki, sebagian lainnya tenggelam di dalam salju. Hasil dari perjalanan itu dibawa pulang dan mau diserahkan kepada Tsar, malangnya sebelum sempat melaporkan temuan itu ke tangan kaisar, Revolusi Bolshevik Komunis (1917) meletus. Laporan itu akhirnya jatuh ke tangan Jenderal Leon Trotsky. Sehingga sampai sekarang masih belum diketahui, apakah laporan itu masih disimpan atau dimusnahkan
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Music Player

Netral ~ Cinta Gila

Get more songs & code at www.stafaband.info